Maluku angkat senjata

Portugis berhasil memasuki kepulauan Maluku pada tahun 1521.Dengan pusat aktivitasnya di Ternate tidak lama Spanyol juga masuk kepulauan Maluku dengan pusatnya di Tidore.

Mereka bersaing dan dan setelah Portugis menjalin persekutuan dengan Ternate dan Spanyol bersahabat dengan Tidore ingin menguasai kepulauan Maluku

Pada tahun 1529 terjadi perang antara Tidore dan Portugis. Penyebab Perang ini karena kapal Portugis menembaki jung-jung dari banda yang akan membeli cengkih Ke Tidore. Tentu saja Tidore tidak dapat menerima tindakan armada Portugis.Dalam perang ini Portugis mendapat dukungan dari Ternate dan bacan.Akhirnya Portugis mendapat kemenangan Portugis menjadi sombong dan berlaku kasar terhadap penduduk Maluku.Upaya monopoli terus dilakukan maka wajar jika sering terjadi letupan letupan perlawanan rakyat.

Karena perjanjian Saragosa pada tahun 1529 Berdasarkan kesepakatan Portugis tetap berkuasa di Maluku sementara Spanyol berkuasa di Filipina maka berakhirlah kedudukan Spanyol di Maluku. Portugis semakin berkuasa untuk mengadakan monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku akibatnya ini mengancam kedaulatan kerajaan-kerajaan yang ada di Maluku.

Melihat kesewenangan Portugis Sultan Hairun pahlawan rakyat Ternate tahun 1565 Sultan Hairun menyerukan rakyat Irian sampai jawa untuk angkat senjata melawan Portugis dan Portugis menawarkan perundingan kepada Sultan Hairun di benteng Sao paolo dan ini hanya tipu muslihat protugis. Sultan Hairun pun ditangkap dan dibunuh.

Sultan Babullah melanjutkan perlawanan ayahnya untuk melancarkan serangan terhadap protugis. Pada tahun 1575 berhasil diusir dari Ternate kemudian  Portugis melarikan diri ke Ambon. Pada tahun 1605 dapat diusir oleh VOC dari Ambon dan menetap di Timor Timur .

Periode tahun 1635-1646 terjadi serangan sporadis dari rakyat Hitu yang dipimpin oleh Kakiali dan Telukabesi. Perlawanan ini meluas ke Ambon .Tahun 1650 perlawanan rakyat juga terjadi di Ternate dipimpin oleh kecilin Said.Sementara perlawanan gerilya terjadi di Jailolo.

Namun sebagian serangan itu selalu dapat dibatalkan oleh kekuatan VOC yang memiliki organisasi serta peralatan lebih lengkap rakyat terus mengalami penderitaan akibat monopoli rempah-rempah disertai dengan pelayaran Hongi

Pada tahun 1680 VOC memaksakan sebuah perjanjian baru dengan penguasa Tidore kerajaan Tidore yang semula sebagai sekutu menjadi vassal VOC.

Sebagai penguasa baru diangkatlah Putra alam sebagai Sultan Tidore (menurut tradisi kerajaan Tidore yang berhak sebagai sebagai sudah semestinya adalah Pangeran Nuku).Penempatan Tidore sebagai vassal atau daerah kekuasaan VOC menimbulkan protes keras dari Pangeran Nuku.Pangeran Nuku memimpin perlawanan rakyat.

Timbulnya perang hebat antara rakyat Maluku di bawah pimpinan Pangeran Nuku melawan tentara VOC. Pangeran Nuku mendapat dukungan rakyat Papua dibawah pimpinan Raja Ampat dan juga orang-orang gamrange dari Halmahera.

Oleh para pengikut Pangeran Nuku diangkat sebagai Sultan dengan gelar Tuan Sultan Amir Muhammad syafiuddin Syah dengan posisinya sebagai Sultan perlawanan terhadap VOC semakin diperkuat.

Bahkan Sultan Nuku berhasil meyakinkan Sultan aharal dan Pangeran Ibrahim Dari Ternate untuk bersama-sama melalui Pangeran Nuku mendapat dukungan dari pedagang seram Timur.Kapitan laut Pangeran Nuku sebagian besar berasal dari pemuka pedagang Serang Timur

Para Pedagang seram Timur ini memiliki kemandirian dan militansi yang tinggi. Dalam perang ini Sultan Nuku mendapat dukungan dari Inggris. Belanda kewalahan dan tidak mampu membendung semangat pasukan Sultan Nuku untuk melepas dari dominasi Belanda.

Akhirnya Sultan Nuku berhasil mengembangkan pemerintahan yang berdaulat membebaskan diri dari dominasi Belanda di Tidore Sampai Akhir hayatnya.

Comments