Perang Diponegoro

a. Latar belakang

Salah satu perang terbesar yang terjadi di pulau Jawa adalah Perang Diponegoro. Sebab terjadinya perang ini :

1) Sistem pajak yang dilakukan oleh Belanda dilakukan sangat memberatkan rakyat mataram.

2) Tindakan Gubernur Jenderal Van der Capellen terhadap kaum bangsawan.

3) Ketidakpuasan Pangeran  Diponegoro terhadap lingkungan istana.

4) Sebab khususnya adalah tindakan belanda yang ingin membuat jalan dengan melewati tanah makam leluhur Pangeran Diponegoro.

b. Jalan Peperangan

Siasat yang digunakan oleh Pangeran Diponegoro adalah Perang Gerilya,  dimana terdapat sejumlah daerah yang dijadikan markas gerilya :

1) Kalisoka adalah daerah yang terletak sekitar 5 km dari Yogyakarta.

2) Selarong adalah daerah yang terletak di sekitar selatan kota Yogyakarta yang dijadikan markas kedua setelah Kalisoka.

3) Dekso adalah markas baru di sekitae barat laut Yogyakarta yang merupakan tempat Pangeran Diponegoro mendapat gelar Sultan.

4) Plered adalah wilayah yang dijadikan basis pemerintahan yang silih berganti penguasaannya antara Belanda dan pasukan Diponegoro.

5) Pengasih adalah markas disebelah barat Yogyakarta. Di markas ini , kiai mojo ditangkap oleh Belanda.

6) Kedu adalah markas terakhir Pangeran Diponegoro.

Selama perang gerilya, Belanda mengunakan siasat benteng stelsel dimana Belanda akan membangun benteng setiap kali suatu wilayah dapat direbut. Hal ini memungkinkan gerak pasukan Diponegoro semakin sempit.

Kemudian, Belanda mengadakan perundingan di kediaman Residen Kedu di Magelang dan pada saat itu juga Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Manado dan dipindahkan ke Makassar dan wafat pada tanggal 8 Januari 1855.

Comments